Setelah 30 Tahun Dicuri, As Kembalikan Tablet Epos Gilgames ke Irak
Jakarta - Setelah 30 tahun dicuri dari tempat asalnya, sebuah tablet computer berusia 3.500 tahun akhirnya dikembalikan ke Irak oleh Amerika Serikat. Tablet bernilai 1,7 juta buck AS atau sekitar Rp 24,2 miliar tersebut bernama Tablet Mimpi Gilgames dan berukirkan penggalan dari Epos Gilgames, salah satu teks religi tertua di dunia.
Dicuri selama 30 tahun
Dilansir dari Live Scientific research, Kamis (23/9/2021); Tablet computer Mimpi Gilgames telah berpindah tangan beberapa kali sejak dicuri dari gallery Irak, tidak lama setelah dimulainya Perang Teluk I pada Agustus 1990.
Tablet tersebut masuk ke pasar seni Amerika Serikat
secara ilegal pada 2007, dan dibeli oleh perusahaan swasta Hobby
Entrance hall dalam sebuah lelang pada 2014. Pemilik Pastime Entrance Hall, Steve Green, berencana untuk memamerkan
tablet computer itu di museumnya yang bernama Gallery of the Bible.
Namun sebelum sempat dipamerkan, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat
menyita Tablet computer Mimpi Gilgames pada 2019 bersama dengan ribuan
artefak selundupan lainnya. Leisure activity Entrance hall juga
diharuskan membayar denda sebanyak 3 juta buck AS atau Rp 42,8 miliar.
Kini, 30 tahun sejak dicuri, tablet ini dikembalikan kepada Irak bersama dengan 17.000 artefak penting lainnya yang dicuri dan diselundupkan sejak dimulainya Invasi Irak 2003. Menanggapi pengembalian yang luar biasa ini, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay mengungkapkan apresiasinya.
"Dengan mengembalikan objek-objek yang didapat secara ilegal ini, otoritas di Amerika Serikat dan Irak telah membuat masyarakat Irak menjadi terhubung kembali dengan selembar halaman dalam sejarah mereka,"ujarnya.
"Restitusi yang luar biasa ini merupakan kemenangan besar atas mereka yang merusak warisan dan kemudian memperdagangkannya untuk membiayai kekerasan dan terorisme,"imbuhnya lagi.
Berisi bagian dari petualangan Gilgames
Tablet Mimpi Gilgames dinamai demikian karena berisi kisah Gilgames yang sedang menceritakan mimpinya kepada ibunya, dewi Sumeria Ninsun. Tablet computer ini merupakan satu di antara 12 tablet computer berbahasa Akkadia yang ditulis pada 2100-1200 SM.
Kedua belas tablet computer ini menuturkan lima puisi Sumeria mengenai petualangan dewa mitologi Gilgames yang dikenal sebagai Epos Gilgames. Kelima puisi tersebut menuturkan bagaimana Gilgames, yang merupakan seorang raja Uruk, berperang dan kemudian berteman dengan seorang raksasa, bertikai dengan dewa-dewa dan bertualang mencari hidup abadi.
Dunia pertama kali
mengetahui Epos Gilgames pada 1853, ketika potongan dari salah satu
tabletnya ditemukan di antara reruntuhan Perpustakaan Asyurbanipal,
bagian utara Irak. Untuk diketahui, perpustakaan ini didirikan di
Niniwe, ibukota kerajaan Asyur yang berada di bagian utara Mesopotamia
pada abad ke-7.
Ditulis pada 2100-1200 SM, tablet yang kini dikenal sebagai tablet
computer ke-11 dari Epos Gilgames itu diterjemahkan oleh pakar asirologi
dari Inggris bernama George Smith pada tahun yang sama. Menurut
rekan-rekannya, Smith menjadi begitu girang ketika sedang membaca isi
tablet computer tersebut sampai melepaskan pakaiannya dan berlari-lari
mengelilingi ruangan.
Pasalnya, potongan tablet itu mendeskripsikan tentang sebuah banjir luar
biasa, sebuah kapal yang berada di atas gunung dan seekor burung yang
dikirim untuk mencari tanah kering. Deskripsi ini mengingatkannya akan
kisah Bahtera Nuh.
Penemuan ini pun menjadi sensasi luar biasa pada masanya dan pada tahun berikutnya, Smith dikirim lagi ke Niniwe untuk mencari bagian-bagian tablet lainnya dan melengkapi Epos Gilgames.
Komentar
Posting Komentar